BANDAR LAMPUNG – Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa dan mendukung program Gerakan Literasi Sekolah (GeLiS), SMP Al Kautsar Bandar Lampung menyelenggarakan Sosialisasi Anti-Perundungan dan Gerakan Literasi Sekolah. Acara puncak yang berlangsung pada Jumat, 31 Oktober 2025 di Masjid Kampus Al Kautsar ini menghadirkan bedah buku novel “Bisikan Daun Jatuh” bersama penulisnya, Wahyudi Pratama, S.H. (Kak Yudi).

Kegiatan yang dimulai pukul 08.00 WIB ini diikuti secara antusias oleh seluruh siswa kelas 7 dan 8. Acara yang dipelopori oleh Tim GeLiS dan OSIS ini dirancang untuk menumbuhkan minat baca dan menulis, mengenalkan dunia kepenulisan, serta memberikan edukasi tentang isu sosial, khususnya perundungan, melalui media sastra.

Dalam smbutannya, Kepala SMP Al Kautsar, Bapak Rudiyanto, M.Pd., mengajak siswa untuk membudayakan literasi. “Saya mengajak anak-anak untuk terus membaca, terus literasi, karena dengan membaca kita bisa melihat dunia lebih luas, dengan membaca kita bisa membuka pintu-pintu pengetahuan,” seru beliau. Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada pihak Gramedia yang telah berkolaborasi dalam menyelenggarakan acara bedah buku ini.

Rangkaian acara berlangsung interaktif, dipandu oleh moderator dari pengurus OSIS. Kegiatan meliputi book talk antara moderator dan penulis, sesi tanya jawab dengan peserta, serta diakhiri dengan penandatanganan buku (book signing) dan foto bersama. Pihak Gramedia juga membuka stand literasi untuk penjualan buku.

Wahyudi Pratama, S.H., selaku penulis, menyampaikan pesan mendalam tentang bahaya perundungan. “Bullying bukanlah tanda kekuatan, melainkan cerminan rasa tidak aman atau insecure. Dampaknya sangat merusak, baik bagi korban maupun pelaku,” tegasnya. Melalui novel “Bisikan Daun Jatuh”, Kak Yudi mengajak siswa merefleksikan dampak dari tindakan mereka dengan pertanyaan, “Kalau kamu bisa jadi alasan orang lain tersenyum, kenapa malah bikin mereka terluka?”

Ketua Gerakan Literasi Sekolah SMP Al Kautsar, Bapak Kismanto, M.Pd., menegaskan bahwa tujuan kegiatan ini melampaui sekadar membaca. “Melalui kegiatan ini, siswa diharapkan semakin mencintai dunia literasi, memiliki kesadaran terhadap isu sosial di sekitar, dan termotivasi untuk menjadi generasi muda yang cerdas, empatik, dan kreatif,” ujarnya.

Acara ini diharapkan dapat menjadi pemantik bagi siswa untuk tidak hanya menjadi konsumen literasi, tetapi juga menjadi produsen yang berani mengekspresikan ide dan perasaan melalui tulisan, sekaligus menciptakan lingkungan sekolah yang bebas dari perundungan.

, ,


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

Social Icons